Jumat, 26 Juni 2009
ANGGREK ALAM PEGUNUNGAN MERATUS
ANGGREK SPESIES PEGUNUNGAN MERATUS
Pegunungan Meratus merupakan pegunungan tua dan terpanjang di Kalimantan Selatan. Pada hamparan pegunungan ini terdapat Gunung Ketawan yang memiliki keunikan berupa tipe ekosistem hutan dataran tinggi. Digunung ini pula terdapat habitat 28 jenis anggrek alam serta flora khas hutan dataran tinggi lainnya.
Kawasan Gunung Ketawan telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status cagar alam. Sesuai Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 336/Kpts-II/1999, tanggal 24 Mei 1999 dengan luas 257,9 ha. Secara administrasi kawasan ini berada diwilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kecamatan Loksado.
Sebagai habitat asli anggrek alam, digunung Ketawan banyak dijumpai anggrek jenis Acantheppium, Aerides, Arundina, Bulbophylum, Cymbodium, Calanthe, Coelogyne, Dendrobium, Eria, Grammothphylum, Phapiopedilum, Spathoglottis, Vanda dan banyak jenis lainnya lagi. Ada 2 (dua) jenis anggrek yang dilindungi di kawasan cagar alam Gunung Ketawan, yaitu ; Grammatophyllum Speciosum ( anggrek tebu) dan Spathoglottis Urea ( anggrek sendok).
Alam pegunungan Meratus yang banyak menyimpan potensi anggrek spesies langka dan merupakan kekayaan plasma nutfah bumi Kalimantan.
Paphiopedilum Pfitzer
Paphiopedilum biasa disebut sebagai anggrek kasut atau juga populer dikenal dengan istilah anggrek kantung semar. Anggrek ini hidup epifit, litofit dan terrestrik. Bentuk daun berpasangan , tumbuh kiri dan kanan dan dari terminal keluar tangkai bunga dengan jumlah 3 sampai 7 kuntum bunga.
Ukuran bunga bisa mencapai antara 9 – 16..5 cm. Bunga Paphiopedilum cukup menawan. Ciri khasnya pada labelum berbentuk kantung, karena itu disebut anggrek kantung semar. Mahkota bunga ada yang seperti pita melintir panjang menjuntai kebawah. Di kawasan Cagar Alam Gunung Ketawan terdapat 2 (dua) jenis anggrek Paphiopedilum yang paling populer, yaitu ; Paphiopedilum lowii dan Paphiopedilum supardii.
Pegunungan Meratus merupakan pegunungan tua dan terpanjang di Kalimantan Selatan. Pada hamparan pegunungan ini terdapat Gunung Ketawan yang memiliki keunikan berupa tipe ekosistem hutan dataran tinggi. Digunung ini pula terdapat habitat 28 jenis anggrek alam serta flora khas hutan dataran tinggi lainnya.
Kawasan Gunung Ketawan telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan status cagar alam. Sesuai Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 336/Kpts-II/1999, tanggal 24 Mei 1999 dengan luas 257,9 ha. Secara administrasi kawasan ini berada diwilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kecamatan Loksado.
Sebagai habitat asli anggrek alam, digunung Ketawan banyak dijumpai anggrek jenis Acantheppium, Aerides, Arundina, Bulbophylum, Cymbodium, Calanthe, Coelogyne, Dendrobium, Eria, Grammothphylum, Phapiopedilum, Spathoglottis, Vanda dan banyak jenis lainnya lagi. Ada 2 (dua) jenis anggrek yang dilindungi di kawasan cagar alam Gunung Ketawan, yaitu ; Grammatophyllum Speciosum ( anggrek tebu) dan Spathoglottis Urea ( anggrek sendok).
Alam pegunungan Meratus yang banyak menyimpan potensi anggrek spesies langka dan merupakan kekayaan plasma nutfah bumi Kalimantan.
Paphiopedilum Pfitzer
Paphiopedilum biasa disebut sebagai anggrek kasut atau juga populer dikenal dengan istilah anggrek kantung semar. Anggrek ini hidup epifit, litofit dan terrestrik. Bentuk daun berpasangan , tumbuh kiri dan kanan dan dari terminal keluar tangkai bunga dengan jumlah 3 sampai 7 kuntum bunga.
Ukuran bunga bisa mencapai antara 9 – 16..5 cm. Bunga Paphiopedilum cukup menawan. Ciri khasnya pada labelum berbentuk kantung, karena itu disebut anggrek kantung semar. Mahkota bunga ada yang seperti pita melintir panjang menjuntai kebawah. Di kawasan Cagar Alam Gunung Ketawan terdapat 2 (dua) jenis anggrek Paphiopedilum yang paling populer, yaitu ; Paphiopedilum lowii dan Paphiopedilum supardii.
Langganan:
Postingan (Atom)