Grammatophyllum speciosum (Giant orchid) merupakan anggrek terbesar didunia, untuk pertama kali anggrek ini dideskripsikan oleh ahli taksonommi C.L. Blume pada tahun 1825. Nama Grammatophyllum berasal dari bahasa Yunani gramma yang artinya huruf dan phyllom yang artinya daun. Namun demikian anggrek raksasa ini oleh masyarakat pedalaman Kalimantan Tengah dikenal dengan sebutan anggrek tebu. Nama ini diberikan karena anggrek tersebut memiliki batang yang beruas seperti tanaman tebu. Anggrek raksasa dewasa dalam satu rumpunya bisa mencapai berat 2 ton dan panjang tangkai mencapai 3 meter dengan diameter sekitar 1.5 – 3 cm. Itu sebabnya disebut anggrek raksasa.
Anggrek raksasa
memiliki anatomi yang khas, pertumbuhan batangnya menggerombol dan berhimpitan,
serta bentuk perakaran yang tajam bagai duri. Daun menyerupai pandan yang
menjuntai disisi kiri dan kanan, sedangkan batang bunga tegak lurus bisa
mencapai 2 meter panjangnya. Ukuran bunga cukup besar daripada ukuran anggrek
spesies pada umumnya, dan berwarna kuning serta bercak coklat dengan kelopak
dan mahkota yang lebar. Bunga anggrek ini memiliki ketahanan yang cukup lama,
ia bisa mekar mencapai 3 bulan dan tidak layu.
Dihabitatnya anggrek
ini hidup secara epifit pada cabang pohon dihutan terbuka, akan tetapi juga
sering dijumpai hidup dipermukaan tanah (terresterial). Anggrek raksasa
memerlukan intensitas cahaya matahari yang tinggi. Ia biasa dijumpai tumbuh
disela-sela batang pohon besar, disepanjang tepian sungai.(f2)